Senin, 02 Desember 2013

Kontribusi TKI untuk Ekonomi Indonesia Capai Rp 100 Triliun/Tahun


Kontribusi TKI untuk Ekonomi Indonesia Capai Rp 100 Triliun/Tahun
TKI di Arab Saudi mengantri perpanjangan paspor. www.tribunnews.com
AyoGitaBisa.com - Tenaga Kerja Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air. Senior Advisor BNP2TKI, Mardjojo menyatakan selama ini TKI telah berkontribusi dalam menyumbang remintasi bagi devisa negara yang luar biasa.

"Remitensi dari TKI nilainya mencapai triliunan. Masuk ke negara dan menjadi bank daerah. Ini membuktikan TKI punya potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi," kata Mardjojo disela-sela kegiatan sosialisasi gebyar TKI bertajuk "Bersama TKI Membangun Negeri", di Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/11), seperti dikutip Jurnas.com

Menurut Mardjojo besarnya remintasi dari TKI, diperoleh dari gaji yang mereka peroleh selama bekerja diluar negeri.

Dengan besarnya penghasilan yang diperoleh dari bekerja di luar negeri, Pemerintah pun berharap TKI yang kembali di Indonesia bisa mandiri dan menjadi roda penggerak ekonomi di daerah asal.

"Saya berharap ketika tidak bekerja lagi TKI bisa jadi majikan di Indonesia. Bisa membuka lapangan pekerjaan serta menyerap tenaga kerja. Tapi semua ini harus didukung semua pihak diantaranya koperasi di daerah asal," kata Mardjono.

Lebih lanjut Mardjojo menuturkan, Indonesia sendiri memiliki SDM yang luar biasa guna melahirkan TKI. Kondisi ini, katanya tak lepas dari geografis yang begitu luas dimiliiki Indonesia.

Kendati demikian, Mardjojo mengatakan, dengan potensi ini para TKI pun diminta selalu meningkat kualitas ketrampilan dengan mengikuti pelatihan yang disediakan pemerintah dalam hal ini BNP2TKI yang didukung oleh pemerintah daerah melalui Dinas.

Tak hanya pelatihan ketrampilan dengan melapor pada Dinas para calon TKI juga akan dibantu mengurus dokumen sebelum diberangkatkan ke luar negeri.

Mardjojo pun menyayangkan, hingga kini para calon TKI, masih banyak yang terperdaya oleh para calo.

"Dengan iming-iming gaji besar para TKI mau saja ngurus sama calo. Padahal dokumen mereka ilegal. Parahnya lagi mereka tak dibekali keterampilan. Inilah yang kerap menjadi persolan. Para TKI justru jadi korban pemerasan oleh calo. Ini juga jadi koreksi bagi instansi terkait., untuk membenahi pelayan menjadi mudah dan murah bagi TKI," kata Mardjojo.
Direktur Eksekutif Circle, Eny Haryati, mengatakan remitansi (pengiriman devisa ke dalam negeri, red) TKI melalui Bank Indonesia, bank-bank termasuk lembaga keuangan nonbank dari sekitar enam juta TKI bekerja di 143 negara di luar negeri mencapai total tidak kurang dari Rp100 triliun pertahun.

Menurut Eny, bila dana remitansi itu bisa dikelola dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya untuk pekerja di luar negeri, melainkan juga keluarganya, komunitas dan masyarakat lingkunganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar