Sabtu, 04 Januari 2014

Sejarah Masjid Agung Palembang




     Palembang – biasa disebut Masjid Agung Palembang oleh Masyarakat Palembang, nama lengkap masjid ini adalah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin IIdibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. dulunya masjid ini bernama masjid Sultan, sebagai bentuk penghargaan kepada Sultan Mahmud Badaruddin I sebagai pendiri nya. Masjid Agung berada di kelurahan 19 ILIR Palembang di persimpangan Jalan Merdeka dan Jalan Jendral Sudirman tepat di Pusat Kota Palembang. awal dibangun masjid agung ini memiliki sentuhan Arab, Jawa, China dan Melayu. tetapi setelah di renovasi Masjid Agung lebih mengadopsi Gaya Eropa yang beraliran Mediterania dan Timur Tengah. seni arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid, yang besar dan tinggi. Sedangkan seni arsitektur China yang masih bertahan dapat dilihat di bagian masjid utama, yang atapnya seperti kelenteng.
Pemakaian Resmi
     Tanggal 26 Mei 1748 Masjid Agung resmi di pakai, dengan luas bangunan awal seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. sebagaimana Masjid masjid tua pada zaman dahulu, Masjid Agung yang dulu tidak memiliki menara.
Perluasan Pertama
     Tahun 1897, Masjid Agung mengalami perluasan untuk pertama kali nya, wakaf dari Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab peluasan ini di pimpin oleh Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin
Pembangunan Menara Masjid Agung
     Tahun 1758 – 1774 pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin, di bangun lah menara Masjid Agung yang terletak terpisah di sebelah barat, Bentuknya seperti pada menara kelenteng dengan atap berujung melengkung. di bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan menara.
Renovasi dan Pembangunan Masjid Agung Palembang
     Mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda setelah terjadinya perang besar di tahun 1819 dan 1821. kemudian dilakukan pula perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, renovasi dan pembangunan di tahun 1970-an yang di lakukan oleh Pertamina, meliputi pembangunan menara sehingga mencapai bentuk yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tetap di pertahankan.
Perluasan Masjid Agung
     Perluasan kedua kali dilakukan pada tahun 1930. dan di tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh pihak Yayasan Masjid Agung. kemudian tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid menjadi 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750 jemaah.
Pemugaran Besar Besaran
     Tahun 1999 dilakukan pemugaran besar-besaran oleh Mantan Gubernur Sumatera Selatan Haji Rosihan Arsyad, orisinalitas arsitektur masjid Agung kembali ditonjolkan.kondisi lingkungan dan bangunan masjid tampak lebih di permegah.sedangkan bangunan-bangunan yang menghalangi pandangan mata kearah Masjid Agung pun dibongkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar