Senin, 06 Januari 2014

Cara Berdakwah Sunan Drajat – Ketahui Kisahnya


Pada Cerita islami kali ini akan diulas mengenai kisah bagaimana cara berdakwah sunan drajat menyebarkan islam di pulau jawa.

Cara berdakwah Sunan Drajat

Sunan drajat atau yang memiliki nama asli raden qasim dikenal sangat arif dan dermawan. Beliau menurunkan sebuah kaidah agar tidak saling menyakiti, baik itu melalui perkataan maupun perbuatan, kepada para pengikutnya. Ia juga memperkenalkan islam melalui konsep dakwah dengan cara yang bijak dan tanpa paksaan. Dalam menyampaikan ajaran islam, sunan drajat menempuh beberapa cara.
cara berdakwah sunan drajat
Pertama, sunan drajat menyampaikan dakwah lewat pengajian secara langsung di langgar atau masjid. Kedua beliau memberikan dakwah melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Ketiga, ia memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah. Keempat, ia menggunakan kesenian tradisional. Karena itu, sunan drajat kerap berdakwah melalui tembang pangkur dengan riringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajara agama melalaui ritual adat tradisional sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran islam.

empat pokok ajaran sunan drajat

Sebenarnya ada empat pokok ajaran sunan drajat. antra lain sebagai berikut ; pertama, paringono taken marang kan kaluyon lan wuta. Kedua paringono pangan marang kang kaliren. ketiga, paringono sandang marang kang kawudan. Keempat, paringono payung kang kodanan. Adapun maksud keempat ajaran tersebut, yakni memberikan tongkat kepada orang buta, memberikan makan kepada yang kelaparan. memberikan pakaian kepada yang telanjang, dan memberikan payung kepada yang kejujanan.
Cara berdakwah sunan drajat – Dalam kehidupan sehari-hari, sunan drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari. Konon, penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang sering merajalela setelah pembukaan hutan.  Selain itu, ketika setelah selesai sholat ashar, beliau juga berkeliling kampung sambil berdzhikir dan mengingatkan penduduk untuk melaksanakan shalat magrib.
“berhentilah bekerja, jangan lupa shalat,” kata sunan drajat dengan nada membujuk.
Sunan drajat selalu telaten dalam merawat warga yang sakit. ia menggunakan ramuan tradisional dan doa untuk mengobatinya. Sebagaimana para wali yang lain, ia juga terkenal dengan kesaktiannya. Misalnya ia adalah orang yang menciptakan sumur lengsanga di kawasan sumenggah ketika beliau merasa kelelehan dalam suatu perjalanan. saat itu, ia meminta pengikutnya mencabut wilus, yang merupakan sejenis umbi hutan, saat dirinya merasa kehausan. Lalu ia pun berdoa, maka air bening tiba tiba memancar dari lubang bekas umbi yang kemudian menjadi sumur abadi.
Cara berdakwah sunan drajat – Sunan drajat juga berpesan sesuatu kepada masyarakat yang diajarinya, pertama, memangun resep teyasing sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain). Kedua, jroning suko kudu eling lan waspodo (kita harus tetap ingat dan waspada di dalam suasana riang). ketiga, laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (kita tidak perlu memedulikan dengan segala bentuk rintangan dalam perjalanan mencapai cita-cita luhur).
Keempat, memper hardaning pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu). Kelima, heneng,  hening, henung (kita akan memperoleh keheningan dalam keadaan diam dan kita akan mencapai cita-cita luhur dalam keadaan hening itu). keenam, mulyo guno panca waktu (kita hanya bisa mencapai suatu kebahagiaan lahir batin dengan shalat lima waktu)
Sunan drajat meninggal dunia atau wafat dan dimakamkan di desa yang sama, yaitu desa drajat, kecamatan paciran, kabupaten lamongan, jawa timur. Tidak jauh dari makam beliau dibangun musem yang menyimpan beberapa peninggalan dari era wali songo, peninggalan di bindang kesenian khususnya.
Itulah penjelasan lengkap mengenai cara berdakwah sunan drajat dalam menyebarkan agama islam di pulau jawa, semoga dapat bermanfaat bagi kamu yang membutuhka informasi di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar