Oleh Gelar Pradipta
**SPOILER ALERT**
Tulisan ini disarankan hanya dibaca bagi mereka yang sudah menonton “The Dark Knight Rises”, karena mengandung bocoran-bocoran alur dan kejutan cerita yang dapat mengurangi pengalaman menonton.
“The Dark Knight Rises”, seperti yang kita tahu, adalah akhir trilogi Batman yang dibuat oleh Christopher Nolan. Penantian selama hampir 9 tahun, akhirnya terselesaikan dengan (hampir) sempurna. Secara pribadi, saya memberikan nilai 9 dari 10 untuk “The Dark Knight Rises”.
Tapi saya tidak akan membahas The Dark Knight Rises dari segi alur cerita, akting pemain dan hebatnya arahan Nolan. Saya akan menunjukkan beberapa pelajaran penting terkait dengan percintaan yang bisa kita ambil dari film ini. Apa saja?
Jangan gunakan surat untuk menyatakan perpisahan.
Mari mulai dari film sebelumnya, “The Dark Knight”. Saat itu, Bruce Wayne sempat menjalin hubungan khusus dengan Rachel Daws. Padahal, Rachel juga sedang pacaran dengan Harvey Dent, jaksa baru Gotham (bahkan superhero pun mengalami drama percintaan).
Singkat cerita, Rachel akhirnya memutuskan untuk memilih Harvey. Alasannya, ia lebih mencintai Harvey dan menganggap Bruce tidak akan bisa berhenti menjadi Batman. Lalu, bagaimana cara Rachel menyampaikan pesan perpisahan ini? Bukan lewat email, SMS, atau #nomention di Twitter. Tapi melalui … sepucuk surat.
Rachel menitipkan surat perpisahan itu pada Alfred, beberapa saat sebelum ia diculik (dan kemudian tewas karena ledakan bom). Alfred, yang melihat Bruce sangat terpukul atas kematian Rachel, memutuskan tidak menyerahkan surat itu melainkan membakarnya.
Pelajaran penting: Jangan gunakan medium apa pun untuk menyampaikan pesan penting terkait dengan hubungan asmara kamu. Tidak terkecuali pada medium komunikasi masa kini seperti SMS, pesan instan, atau bahkan telepon. Pesan kamu bisa-bisa tidak akan pernah sampai.
Mungkin, Bruce akan lebih mudah melanjutkan hidup jika saja Rachel memberanikan diri bertemu dan mengatakan langsung “Kita putus!”. Jadi dia tidak perlu bersedih terlalu lama.
Rasa takut itu penting, termasuk dalam hubungan
Saat Bruce dibuang ke dalam penjara bawah tanah, satu-satunya jalan keluar untuk kembali ke Gotham adalah memanjat keluar. Terhitung dua kali Bruce mencoba untuk memanjat dan melompat, tapi dia selalu gagal. Padahal dia sama sekali tidak kekurangan keberanian.
Rupanya Bruce salah strategi. Seorang dokter penjara setempat mengatakan, agar bisa berhasil melompat, Bruce justru perlu merasa takut gagal. Takut mati. Seperti yang bisa ditebak, Bruce dengan sukses melompat dan kembali ke Gotham untuk selanjutnya menyelamatkan kota dari cengkeraman Bane. Happy ending.
Pelajaran penting: Merasa terlalu aman dalam sebuah hubungan juga tidak baik. Kamu harus memiliki (sedikit) rasa takut akan kehilangan pasanganmu. Kepercayaan itu penting, namun jika kamu terlalu percaya dan seakan mengacuhkan pacarmu, bisa saja dia jadi merasa kamu tidak peduli sama sekali padanya. Jadi, takutlah sedikit. Pasanganmu pasti suka, kok.
Tegaskan hubungan di awal, hindari ‘friendzone’
Dari awal film, penonton digiring pada cerita seolah-olah Bruce Wayne dan salah satu rekannya, Miranda Tate, akan memiliki hubungan romantis. Tapi di akhir cerita, ternyata wanita ini adalah musuh utama Batman.
Dan ternyata, Miranda Tate adalah anak R'as al Ghul — yang berhasil menyelamatkan diri dari penjara bawah tanah saat masih kecil. Padahal, lagi-lagi, penonton sudah digiring untuk percaya bahwa anak kecil yang berhasil memanjat keluar itu adalah Bane.
Bane juga jatuh cinta pada Miranda Tate. Wow! Kejutan yang menyenangkan di akhir film kan? Tapi, Miranda juga punya kejutan sendiri untuk Bane. "Goodbye my friend," kata Miranda ringan saat meninggalkan Bane dan Batman untuk meledakkan bom nuklir yang dapat menghabisi Gotham.
Ckckck. Bane menyelamatkan Miranda dari penjara bawah tanah. Mendapat luka yang begitu parah (yang membuatnya mengenakan helm aneh seumur hidup). Menduduki kota Gotham. Melawan Batman. Menjadi musuh publik No. 1. Tapi apa yang didapatkan Bane sebagai ganjaran itu semua?
Kenyataan pahit. Miranda selama ini hanya menganggapnya sebagai seorang teman.
Pelajaran penting: Tegaskan hubungan kamu dengan si dia sedini mungkin. Jangan berlama-lama dalam proses pendekatan. Jangan berkorban terlalu banyak untuk sebuah hal yang belum pasti. Pastikan kamu punya tenggat waktu dan batas untuk dirimu berusaha demi mendapatkannya. Jangan tiru Bane, meski suara dan badannya memang cukup oke sebagai seorang laki-laki.
Jangan sedih jika lama jomblo. Superhero lebih menyedihkan
Kamu jomblo bertahun-tahun? Sudah mendekati puluhan wanita tapi selalu saja ujungnya ditolak — atau bahkan terjebak friendzone, seperti Bane? Tenang, kamu tidak sendiri. Sadarilah bahwa superhero lebih kesepian dari kamu.
Di banyak film superhero, selalu ada seorang (atau lebih) wanita yang dekat dengan si pahlawan super. Tapi umumnya para wanita yang dekat dengan pahlawan ini nasibnya akan berakhir dengan diculik penjahat. Itulah mengapa para pahlawan super akan berkata pada wanita pujaannya, “Maaf, kita tidak bisa bersama. Bukan aku tidak sayang, tapi keselamatan kamu akan terancam jika tetap di sisiku."
Bila dipikir lebih lanjut, apa yang terjadi pada pahlawan super ini jauh lebih menyedihkan daripada dirimu yang sudah ditolak puluhan wanita. Bayangkan, kurang banyak apa lagi wanita yang ingin menjadi kekasih Bruce Wayne? Tapi satu wanita yang ia cintai, justru dibunuh oleh musuhnya, Joker.
Pelajaran penting: Tetaplah optimis. Jika di atas awan masih ada awan, maka di bawah basement B1 masih ada basement B2, B3 dan lainnya. Betapa pahitnya kisah asmara kamu, yakinlah bahwa masih ada orang yang bernasib lebih buruk dari kamu. Berhenti mengeluh dan menghabiskan waktu membuat seluruh dunia tahu betapa nggak lakunya kamu, dan mulai usaha lagi. Fighting!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar